Selamat pagi kembali sahabat blogger, pagi ini sebelum memulai rutinitas pekerjaan kita, saya mau mengajak kita semua untuk sejenak membaca artikel yang luar biasa ini. Artikel ini adalah salah satu artikel lain yang pernah saya baca dalam buku "100 Renungan Populer Sepanjang Masa", sebuah cerita yang dikemas dengan sangat baik sehingga untuk saya pribadi sangat berkesan.
PAKU YANG TERTANCAP
Seorang ayah ingin mendidik anaknya yang pemarah. Ia memberi 1 buah palu dan 10 buah paku serta mengatakan "Setiap hari, bila engkau marah, 'pakukan' sebuah paku di tembok kamar tidurmu. Tetapi pada hari engkau dapat menahan amarahmu 'cabut' sebuah paku yang telah kau pakukan di tembok."
Secara bertahap, akhirnya si anak menyadari bahwa lebih mudah menahan amarah daripada memakukan paku ke tembok. Dua minggu telah berlalu, dan si anak memberi tahu bahwa semua paku telah tercabut.
Ayahnya mengajak si anak ke tembok yang pernah di paku tersebut dan berkata, "Anakku, engkau telah berhasil meredam amarahmu. Tetapi, lihatlah lubang bekas paku pada tembok ini. Tembok ini tidak akan perbah bisa seperti sebelumnya. Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan, kata-katamu akan meninggalkan bekas seperti lubang bekas paku di hati orang yang mendengarnya. Tidak peduli berapa kali kau meminta maaf, luka itu tetap ada dan membekas di hatinya."
***Anonim***
"Dengan kesabaran seorang penguasa dapat diyakinkan dan lidah lembut mematahkan tulang."
(Amsal 25:15)
Sahabat blogger saya, semoga dengan artikel singkat di atas kita dapat mengambil makna yang baik dan dapat mengendalikan diri kita lebih baik lagi karena "mulutmu, harimaumu...." Selamat pagi, selamat beraktivitas......Keep in touch.... ^_^
iya yah, dulu saat kaka crita ini untukku, bener-bener inget mpe sekarang bro. Sebuah pemahaman baru kudapat dari respon cerita ini, kalau pun bekas luka itu tak bisa hilang, tapi biarlah luka itu benar-benar sembuh, sehingga rasa sakitnya gak lagi mengganggu. Bekas luka yang sama akan membuat kita ingat masa itu, rasa luka yang sama pun memberi efek jera. Tapi luka yang sembuh itu membuat kita belajar menjadi bijaksana bukan trauma yang membuat kita ragu melangkah.
ReplyDeleteHealing movement..